Total Tayangan Halaman

Rabu, 06 Agustus 2014

SJS dan CENTRAAL STATION DJOERNATAN

 
lembaran surat berharga SAMARANG JOANA STOOMTRAM Maatschappij


Ada banyak perusahaan transportasi berbasis rel, di kota SEMARANG Jawa Tengah - pada jaman Hindia Belanda (Nederlandsch Indische - sekarang INDONESIA) -pada tahun 1900 sampai 1940-an.  Dari sekian banyak perusahaan tersebut, ada salah satu yang sangat menarik: perusahaan transportasi tram untuk pelayanan jurusan Semarang - Yuwana, yang dahulu bernama aseli: SAMARANG JOANA STOOMTRAM Maatschappij dan biasa disingkat SJS

Di kala itu, tidak kurang dari empat perusahaan jasa (maskapai) transportasi berbasis rel, yang berkantor di kota Semarang, Jawa Tengah. 
Menurut Deddy Herlambang dari Indonesian Railway Preservation Society (IRPS), keempat maskapai itu adalah Serajoe Dal Stoomtram Maatschappij (SDS) melayani jalur Purwokerto-Wonosobo, Samarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) dengan trek Semarang-Joana (Juwana). Di referensi lain, disebutkan trek Semarang-Juwana melayani Semarang-Demak, Kudus, Juwana, Rembang, dan Lasem. 

 Samarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) menjadi menarik, karena ada banyak dokumentasi dari koleksi Koninklijk Instituut voor Taal, -Land en Volkenkunde  -  mengenai betapa majunya transportasi tram, pada masa-masa tersebut.


Samarang Juana Stoomtram Maatschappij (SJS) yang membangun jalan rel pada lintas utara Jawa antara lain Semarang – Lasem (1883-1900), Lasem – Jatirogo (1914-1919), Demak – Blora (1884-1894), Rembang – Cepu  (1901-1903), Purwodadi – Gundih (1884),  Wirosari – Kradenan (1898), Kudus – Pecangaan (1887-1895).

Wilayah ini adalah penghasil terbesar komoditi gula, kapuk, kayu jati, tras dan bahan bangunan lainnya yang merupa­kan tambang emas angkutan perusahaan SJS.

Untuk angkutan dalam kota Semarang, SJS membangun jalan rel dari Jurnatan ke Jomblang dan dari Jurnatan melalui Jalan Bojong (sekarang Jalan Pemuda) ke Bulu (sekarang Jalan Siliwangi) hingga Banjir Kanal Barat.

SJS memulai pembangunan jalur kereta api dari Semarang dengan tujuan Juana yang melalui kawasan Demak, Kudus, dan Pati pada tahun 1882. Stasiun Jurnatan dibangun di Joernatanweg (sekarang Jalan Agus Salim), karena pada masa tu letaknya di tengah kota, Stasiun Jurnatan disebut juga Central Station.
  
armada tram milik SJS



suasana bengkel kereta SJS di Semarang
peralatan di bengkel SJS di Semarang


peralatan di bengkel SJS di Semarang


suasana bengkel SJS



peralatan bengkel SJS
depo lokomotif SJS koleksi KITLV image code19205 circa 1914


depo lokomotif SJS koleksi KITLV image code84170 circa 1916
bengkel (balai yasa) kereta api, milik SJS di Semarang
bengkel kereta api SJS zoom in
bengkel kereta api SJS zoom in (2) - bandingkan dengan
lokomotif B-2 SJS sedang ber-aksi (Stasiun Djomblang)
tram SJS dan jaringan rel milik SJS di depan kantor pusat N.I.S (Lawang Sewu)
depo lokomotif (locomotieven remise) milik SJS di Semarang
sebuah lokomotif uap sedang dibuat di balai yasa SJS - Semarang
diperjelas bagian-bagiannya
jika dilihat visual, silinder memakai sistem 'double compound'
bandingkan dengan lokomotif SJS yang ini - di depan depo lokomotif SJS Semarang
pembuatan gerbong penumpang dari kayu, di balai yasa SJS Semarang
pandangan lebih dekat, pembuatan gerbong penumpang di balai yasa SJS Semarang
pandangan lebih dekat, pembuatan gerbong penumpang di balai yasa SJS Semarang

STASIUN (CENTRAAL JURNATAN) 


SJS memulai pembangunan jalur kereta api dari Semarang dengan tujuan Juana yang melalui kawasan Demak, Kudus, dan Pati pada tahun 1882.  Sebagai salah satu maskapai transportasi tram swasta yang terpandang di kala itu, maka SJS pun memiliki beberapa stasiun, dan stasiun utama milik SJS adalah: stasiun Jurnatan.  Stasiun Jurnatan dibangun di Joernatanweg (sekarang Jalan Agus Salim), karena pada masa tu letaknya di tengah kota, Stasiun Jurnatan disebut juga Central Station.
foto koleksi 'MMZ rarebooks' - stasiun Jurnatan lama, ketika masih memakai konstruksi kayu

Awalnya bangunan Stasiun Jurnatan hanyalah terbuat dari bangunan kayu sederhana. Namun pada tahun 1913 bangunan tersebut dibongkar dan digantikan bangunan baru yang besar dan megah. Bangunan baru Stasiun Jurnatan memiliki konstruksi atap dari baja dan kaca.

Sayangnya, sejak tahun 1974 Jurnatan tidak lagi difungsikan dan seluruh kereta api jurusan Demak dialihkan ke Stasiun Tawang.  Tak berselang lama seluruh jaringan kereta api eks SJS ditutup karena tidak mampu bersaing dengan moda transportasi darat lain.

Pada awal tahun 1980-an bangunan megah Stasiun Jurnatan dibongkar dan saat ini berdiri komplek pertokoan di tanah bekas Stasiun tersebut.
situasi stasiun Jurnatan awal, (tahun 1900-an) ketika masih memakai konstruksi kayu, belum dibangun lebih megah

situasi stasiun Jurnatan awal, (foto diambil tahun 1910-an) ketika masih memakai konstruksi kayu, belum dibangun lebih megah (**koleksi KITLV)


stasiun Jurnatan lama (tahun 1900-an) koleksi KITLV
stasiun Jurnatan yang telah direno menjadi lebih megah (1913), dengan konstruksi baja dan bovenlicht kaca-kaca, dirancang oleh arsitek blasteran Belanda-Jawa, Thomas Karsten
suasana di dalam peron stasiun Jurnatan yang baru, renovasi tahun 1913
foto udara kota Semarang, dengan stasiun Jurnatan bertanda lingkaran merah
foto udara lingkungan stasiun Jurnatan, lebih dekat

saat ini hanya melalui foto-foto tersebut yang bisa menghubungkan generasi sekarang, dan generasi masa mendatang, dengan masa-masa kejayaan transportasi berbasis rel, khususnya tram di kota Semarang, dengan stasiun Jurnatan, yang sejak tahun 1980 telah diratakan dengan tanah, berubah rupa menjadi kompleks pertokoan Jurnatan, juga stasiun-stasiun lain yang telah musnah terlindas jaman

jika anda ingin membandingkan lokasi stasiun Jurnatan, dengan kondisi saat ini
Stasiun (centraal) Jurnatan, memang merupakan bagian dari kota tua Semarang (oudstadt Samarang), di belakang 'gedung papak' yang dahulu merupakan groote huis, menyeberang Kalibaru ke arah timur (dahulu pernah ada jalur tram menyeberang Kalibaru dan menyusuri sepanjang Kalibaru dengan Westerwalstraat di oudstadt Samarang [kota tua])

di samping stasiun Jurnatan, SJS memiliki beberapa depo lokomotif, dan ada pula stasiun pemberhentian akhir di Jomblang
depo lokomotif milik SJS - dan foto bersama kelompok pekerja kereta api SJS
depo lokomotif (locomotievenremise) milik SJS di Semarang
depo lokomotif SJS - Semarang tahun 1916 - koleksi KITLV image code 84170

di samping depo lokomotif, SJS memiliki sebuah kantor administrasi yang terletak di ujung jalan Pengapon dengan Jl Ranggawarsito di Semarang, menurut sebuah peta lama, lokasi ini dahulu dilalui juga oleh jalur tram milik SJS dari stasiun centraal Jurnatan
peta lama kota Semarang tahun 1917 - dengan lokasi kantor SJS bertanda biru
kantor SJS di Pengapon pada masa itu (sekitar 1920-an)
foto lain, suasana kantor SJS di Pengapon (Kantoor van de Samarang Joana Stoomtram Maatschappij te Semarang) koleksi KITLV
foto koleksi MMZ rarebooks dengan judul 'bureau en personeel der hoofdadministratie te Semarang
kondisi sekarang, foto koleksi pribadi diambil pada 24 November 2013
foto-foto berwarna di atas merupakan dokumentasi pribadi

barangkali, ini adalah satu-satunya 'peninggalan' kejayaan Samarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS) yang masih bisa 'dilihat' sampai saat sekarang, meskipun kondisinya telah menjadi sangat berbeda


reruntuhan sebidang gevel (gable) di Pengapon, yang sangat mirip dengan gable depo lokomotif (locomotievenremise) milik SJS
stasiun milik SJS di Jomblang - koleksi KITLV dengan image code 404205 diambil pada kisaran tahun 1900
stasiun Joana (Samarang Joana Stoomtram Maatschappij - SJS)
stasiun Yuwana (Joana) kondisi sekarang
stasiun Rembang (SJS)